Mohon tunggu...
Agung Wibowo
Agung Wibowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Masih belajar menulis, mencurahkan isi pikiran, buat perkembangan diri sendiri, jika bermanfaat bagi orang lain, itu adalah bonus buat saya, Selamat menikmati, mohon masukkannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersatu Kita Bisa

30 Januari 2012   14:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak diantara kita yang alergi untuk bersatu, dengan berbagai alasan, alasan yang paling utama adalah karena kita berbeda dengan orang lain. Padahal beda itu biasa, tidak perlu dijadikan alasan untuk tidak berteman, tidak bekerjasama, justru dari sana kita punya sudut pandang yang lain. Dan bukankah tidak akan pernah ada orang dengan tipe yang sama?

Alergi itu menjadikan kita cenderung defensif, membangun tembok2 kesendirian/kelompok, memperbesar jurang pemisah atau bahkan meruntuhkan jembatan2 penghubung yang selama ini telah dicoba untuk dirintis. Maka muncullah banyak kelompok dengan eklusivitasnya masing-masing. Yang ingin menang sendiri. Yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, yang menganggap kebenaran bisa dimonopoli.

Fenomena itu nyata, dan terjadi di hampir setiap lapisan masyarakat. Dari kita rakyat biasa, sampai ke para petinggi negara, dari yang berpendidikan rendah, sampai ke tingkat sarjana. Semuanya membangun tembok pemisah, semuanya hanya mementingkan diri sendiri/mementingkan kelompoknya sendiri.

Padahal kita semua butuh bersatu, butuh bekerja sama, bukan hanya untuk satu kelompok yang sama, bukan sekedar demi satu komunitas yang sama, tapi bagi satu negara,  kumpulan beberapa kelompok yang berbeda, kumpulan dari berbagai komunitas yang berbeda, Karena dengan bersatu kita menjadi kuat, karena dengan bersatu kita kita mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

Bersatu kadang butuh energi yang besar, juga butuh keinginan dari semua pihak yang terkait, contohnya saat demo buruh yang ramai terjadi kemarin, betapa untuk mempertemukan semua pihak yang terkait, ratusan milyar terbuang percuma, dari mulai pabrik yang berhenti beroperasi sampai ke ditutupnya akses ke jalan tol. Tapi pada akhirnya dengan keinginan untuk mencari solusi, pihak yang terkait bisa bertemu dan bersepakat demi kepentingan bersama. Itulah nikmatnya bersatu, masalah yang begitu besar bisa diselesaikan dengan semangat mencari persamaan, bukan semangat untuk mencari perbedaan.

Maka persatuan memang mahal harganya, apalagi bagi kita yang masih menganggap perbedaan sebagai jalan untuk merendahkan orang lain. Sudah saatnya kita saling  menghargai perbedaan, dengan itu kita bisa bersatu, bekerja sama bahu membahu, saling menjaga dan saling menguatkan. Semoga bisa kita teruskan, karena kita berada dalam tempat yang sama, maka sewajarnyalah kita bisa terus bekerjasama.

Cikarang/30 January 2012/20.57

Bersatu kita bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun