Membahas mengenai kesehatan mental itu sangatlah luas, sehingga kali ini saya akan membahas beberapa topik kesehatan mental yang perlu untuk dipahami oleh mahasiswa dan sangat berhubungan dengan mahasiswa:
1. Stress
Berdasarkan pengertian diatas, stress merupakan hal yang sangat normal dan pernah dialami oleh semua orang. Seperti apa respon kita terhadap stres membentuk keadaan kita saat ini, entah tangguh atau rapuh, pesimistis atau optimistis. Ketika suatu peristiwa atau kabar tertentu sudah kita terima sebagai sebuah tantangan atau ancaman, hal stressor sudah tidak lagi netral karena berhubungan dengan kita. Sehingga, stres itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu: EUSTRESS dan DISTRESS
Eustress adalah ketika stres yang kita terima membuat diri menjadi lebih tangguh, dewasa dan ahli dalam sesuatu. Contohnya adalah public speaking, yang mengharuskan kita untuk berbicara di depan public. Berbicara di depan public bisa membuat orang gugup dan merasa terancam karena terbayang semua mata audiens tertuju pada kita. Demi mengatasi tersebut, kita akan berlatih puluhan kali hingga kita yakin akan kemampuan diri dan siap tampil. Pada akhirnya, kita terpacu oleh stres positif untuk berlatih dan menggembangkan diri.
Namun, berbeda dengan distress. Distress adalah stres negatif yang menyebabkan kita sedih dan merasa tidak berdaya. Misalnya, stres karena diputuskan oleh pacar sepihak sehingga membuat kita dirundung sedih berhari-hari dan tidak bersedia untuk keluar rumah. Hal ini membuat kehidupan sehari-hari menjadi terganggu. Pada dasarnya, stressor atau penyebab stres berasal dari sesuatu yang bersifat netral. Respons kita terhadap stressor tersebutlah yang membuat suatu peristiwa itu bermakna. Lalu bagaimana cara menangani stres?
Problem focused coping: penanganan yang berfokus pada masalah, mencoba untuk membuat rencana aksi (action plan) dan menjalankannya, mencoba mencari beberapa solusi untuk permasalahan yang dihadapi dan mempertimbangkan yang terbaik dan akibatnya secara langsung mengurangi stres.
Emotion focused coping: Penanganan yang berfokus pada emosi melibatkan upaya untuk mengurangi respons emosional negatif yang terkait dengan stres seperti rasa malu, takut, cemas, depresi, kegembiraan, dan frustrasi. Ini biasanya banyak terjadi saat masalahnya berada di luar kendali diri individu. Ex: Mencoba mencari dukungan emosional kepada orang lain dengan curhat sehingga dapat menerima simpati dari orang lain
Mana yang lebih baik? Tergantung dengan diri individu masing-masing, tergantung dengan permasalahan yang dihadapi dan tergantung dari kondisi yang ada. Ingat teman-teman bahwasanya kita memiliki toleransi stres yang berbeda.
Dilanjutkan di bagian ketiga.
Source and all credit for : Nurul Hafizah, S.Psi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H