Puisi: Mentari Pagi di Antara Rasa yang Berbahaya
Mentari pagi menyapa, menebarkan cahaya hangat,
Namun di dalam hati, rasa dingin dan ragu bercampur pilu.
Apalah daya, aku hanya bisa berupaya,
Mencari secercah kebahagiaan di antara duka yang lara.
Ada dua alasan mengapa tak mudah percaya,
Pertama, karena tak kenal, kedua, karena kenal dekat.
Ketidakpercayaan bagai belenggu yang mengikat jiwa,
Membuat ragu setiap langkah dan rasa yang ada.
Cinta ini memang tak sebaya,
Mungkin hanya sebatas tipu daya.
Keindahan semu menipu mata,
Menjebak hati dalam rasa yang fana.
Namun, aku tak ingin menyerah begitu saja,
Tetap mencari secercah cahaya di antara kegelapan.
Mungkin cinta ini tulus, mungkin juga hanya pura-pura,
Hanya waktu yang bisa menjawab segala pertanyaan.
Mentari pagi terus bersinar, menerangi jalan yang terbentang,
Aku melangkah maju dengan penuh keraguan,
Berharap menemukan jawaban di ujung perjalanan.
Sampai saat itu tiba, aku akan tetap tegar dan kuat,
Menjaga hati agar tak terluka dan tersesat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H