Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Mentari Pagi di Antara Rasa yang Berbahaya

28 Juni 2024   05:05 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Mentari Pagi di Antara Rasa yang Berbahaya

Mentari pagi menyapa, menebarkan cahaya hangat,
Namun di dalam hati, rasa dingin dan ragu bercampur pilu.
Apalah daya, aku hanya bisa berupaya,
Mencari secercah kebahagiaan di antara duka yang lara.

Ada dua alasan mengapa tak mudah percaya,
Pertama, karena tak kenal, kedua, karena kenal dekat.
Ketidakpercayaan bagai belenggu yang mengikat jiwa,
Membuat ragu setiap langkah dan rasa yang ada.

Cinta ini memang tak sebaya,
Mungkin hanya sebatas tipu daya.
Keindahan semu menipu mata,
Menjebak hati dalam rasa yang fana.

Namun, aku tak ingin menyerah begitu saja,
Tetap mencari secercah cahaya di antara kegelapan.
Mungkin cinta ini tulus, mungkin juga hanya pura-pura,
Hanya waktu yang bisa menjawab segala pertanyaan.

Mentari pagi terus bersinar, menerangi jalan yang terbentang,
Aku melangkah maju dengan penuh keraguan,
Berharap menemukan jawaban di ujung perjalanan.
Sampai saat itu tiba, aku akan tetap tegar dan kuat,
Menjaga hati agar tak terluka dan tersesat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun