Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Rindu Ibu di Bawah Rembulan

23 Juni 2024   21:21 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:45 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Rindu Ibu di Bawah Rembulan

Di balik awan, bulan sembunyi,
Hanya sinar redup menerangi malam ini.
Kidung "ambilkan bulan" mengalun pilu,
Kenangan Ibu, di relung hatiku selalu.

Baru tersadar, Ibu telah tiada,
Bulan tak perlu lagi dipetik untukku, wahai Bunda.
Hanya doa dan harapanku yang kupanjatkan,
Semoga Ibu tenang di alam baka.

Rahasia sukses tak ada yang tersembunyi,
Mimpi dan kerja keras kunci utamanya.
Belajar dari kegagalan, pantang menyerah,
Semua bisa diraih dengan tekad dan usaha.

Keringat dan dedikasi takkan sia-sia,
Mimpi menjadi nyata, bukan sulap semata.
Namun, tanpamu Ibu, semua terasa hampa,
Hanya rindu dan air mata yang menemani di malam kelam.

Bulan muncul, sinarnya menerangi wajah,
Membawa kembali kenangan indah bersamamu, Ibu.
Doa dan cintaku selalu kupanjatkan,
Semoga kau bahagia di sisi-Nya, di alam yang damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun