Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sembelih Sombong, Tanam Kebenaran

17 Juni 2024   16:16 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sembelih Sombong, Tanam Kebenaran: Puisi Keutamaan Jiwa di Era Digital

Jiwa yang Bersih dan Benar
Jika pisau tak kuasa menebas leher hewan kurban,
Coba renungkan, adakah kesombongan yang kau sembunyikan?
Sombong diri yang selalu merasa benar, tak tergantikan,
Menghalangi jalan menuju cinta dan ketaatan.

Sembelihlah sifat sombong dengan keikhlasan jiwa,
Persembahkan hati yang suci, penuh ketulusan dan cinta.
Tobatlah atas segala dosa dan kesalahan,
Bersihkan diri dari kotoran hati yang penuh kesombongan.

Kebohongan dan Kebenaran di Era Digital
Banyaknya kepalsuan dan kebohongan yang kita hadapi,
Janganlah jadikan kebenaran menjadi korban dalam interaksi.
Meski sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak,
Jika tetap berpegang pada kejujuran, benih kebenaran akan menemukan jalannya.

Di era digital dan isu HOAX yang melanda,
Kebenaran bagaikan jarum di tumpukan jerami, sulit dicari dan dipahami.
Namun, janganlah ragu untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur,
Karena kebenaran, meski tersembunyi, akan selalu bersinar terang di hati yang murni.

Keutamaan Jiwa di Tengah Kebisingan
Keutamaan jiwa bukan tentang kesombongan dan kebohongan,
Tetapi tentang kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan.
Berani berkata benar, meski pahit dan tak disukai,
Lebih baik daripada berbohong dan menipu, demi mendapatkan pujian dan sanjungan.

Di tengah kebisingan informasi dan propaganda,
Keutamaan jiwa bagaikan mercusuar yang menerangi jalan.
Membimbing manusia untuk tetap teguh pada nilai-nilai moral yang luhur,
Menerangi jalan menuju kebenaran dan kebaikan.

Marilah kita jadikan puisi ini sebagai pengingat,
Bahwa keutamaan jiwa adalah harta yang tak ternilai harganya.
Sembelihlah kesombongan, tanamlah benih kebenaran,
Agar di era digital yang penuh dengan kebohongan,
Kebenaran tetap bersinar terang, dan kebaikan selalu diutamakan.

Puisi ini adalah seruan untuk tetap menjaga keutamaan jiwa di era digital.
Di tengah maraknya informasi dan HOAX, marilah kita jadikan kejujuran dan kebenaran sebagai pedoman dalam hidup.
Semoga puisi ini dapat menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan berkontribusi dalam menyebarkan kebaikan di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun