Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Cinta: Melodi Abadi Meleburkan Jiwa

9 Juni 2024   10:10 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Simfoni Cinta: Melodi Abadi Meleburkan Jiwa

Di panggung kehidupan, cinta memainkan simfoni indah,
Melodi yang menggetarkan jiwa dan hati yang tersentuh.
Manusia, sang penari di atas panggung, menari mengikuti alunan musik,
Mencari cinta sejati yang tak lekang oleh waktu.

Pertama, cinta muda yang mekar di musim semi,
Perasaan indah, penuh gairah dan mimpi.
Dua hati yang baru mengenal cinta,
Bersatu dalam melodi yang penuh sukacita.

Namun, musim semi tak selamanya abadi,
Datanglah musim panas yang penuh badai.
Cinta yang diuji dengan air mata dan luka,
Menempa jiwa dengan rasa sakit dan kecewa.

Di tengah musim gugur yang penuh keraguan,
Datanglah cinta yang tak terduga, bagaikan mentari di ufuk senja.
Cinta tanpa syarat, tanpa tuntutan, tanpa rasa curiga,
Memberikan ketenangan dan kedamaian di hati yang terluka.

Simfoni cinta terus berputar,
Mengubah melodi seiring waktu yang terus berlalu.
Setiap cinta memiliki makna dan pelajarannya sendiri,
Membentuk jiwa yang lebih kuat dan penuh cinta.

Manusia tak hanya jatuh cinta tiga kali,
Tapi cinta sejati tak terikat oleh angka.
Cinta sejati adalah melodi abadi yang terus mengalun,
Menyatukan jiwa dan hati dalam ikatan yang tak terpisahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun