**Panggilan Jiwa**
Di tengah derasnya arus digitalisasi,
Informasi membombardir jiwa tanpa henti.
Layaknya banjir bandang yang tak terbendung,
Menuntut kita untuk bijak dalam memilah dan menyaring.
Jiwaku bagaikan taman yang subur,
Berpotensi menghasilkan bunga-bunga kebaikan.
Namun, jika tak disaring, benih-benih negatif dapat tumbuh,
Menyuburkan duri dan racun yang merisaukan.
Jadilah filter yang cerdas dan teliti,
Pilihlah informasi yang menyehatkan dan menguatkan.
Kata-kata yang menginspirasi,
Berita yang membangun, dan ilmu yang mencerahkan.
Jauhilah konten yang mencemari,
Memicu kebencian dan prasangka yang tak mendasari.
Paparan negatif bagaikan racun yang mematikan,
Meracuni pikiran dan menghancurkan jiwa yang suci.
Jagalah jiwamu dengan penuh kesadaran,
Penuhilah dengan asupan yang menyehatkan.
Dengan selektif memilih pengaruh dari luar,
Kita dapat membangun benteng jiwa yang kuat dan tak mudah goyah.
Hanya bisa menangis rahmat! rahmat!
Saudara terkasih, setiap hari semakin terasa,
Bahwa aku hanyalah seorang pendosa yang sangat miskin.
Sering aku bertanya mengapa Yesus membiarkan aku hidup,
Apalagi berbicara untuk-Nya.