Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

harga diri

8 Juni 2024   08:53 Diperbarui: 8 Juni 2024   09:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harga Diri

Kenapa jadi tawar hati dan mati rasa?
Karena pernah menjadi seseorang yang "Selalu Ada, Tulus dan Jujur"
Namun tak pernah dihargai, tak pernah dianggap.

Dalam senyap, hati berbisik pilu,
Mengapa semua kebaikan ini berlalu tanpa makna?
Sementara kejujuran terbuang, tulus hati tak bersisa.

Setiap langkah mendekat, setiap kata penuh kasih,
Ternyata hanyalah bayangan di mata yang tak peduli.
Menanti pengakuan yang tak kunjung tiba,
Seolah cinta dan ketulusan adalah debu yang beterbangan.

Tapi dari kehampaan ini, lahirlah kekuatan baru,
Harga diri yang tumbuh dari luka yang menganga.
Kau mungkin pernah tak dihargai,
Namun kini tahu, dirimu lebih dari sekadar bayang di mata mereka.

Bangkitlah, dengan harga diri yang kini tak tertawar lagi,
Karena nilai dirimu bukan ditentukan oleh mereka.
Tapi oleh setiap langkah berani, setiap kejujuran yang kau pegang,
Dan oleh cinta tulus yang selalu ada dalam hatimu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun