Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Kosong di Keramaian

5 Juni 2024   20:42 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jiwa Kosong di Keramaian

Di keramaian, kau merasa sunyi,
Jiwa kosong bagai kanvas putih tak terisi.
Kau mencari makna di antara keramaian,
Namun hanya menemukan kebisingan yang tak berujung pangkal.

Bagi mereka yang haus akan kenyamanan,
Malam sepi bagai mimpi buruk yang menakutkan.
Keheningan menusuk telinga, membawa rasa hampa dan ketakutan.
Mereka lari dari kesunyian, mencari pelarian di keramaian yang semu.

Namun bagimu yang berbeda,
Malam sepi bagaikan anak tangga menuju pencerahan.
Keheningan bagai ruang kosong untuk merenung dan introspeksi.
Menemukan kedamaian dalam diri sendiri, jauh dari hiruk pikuk duniawi.

Di malam sepi, kau temukan dirimu yang sesungguhnya.
Jauh dari topeng dan pretensi, kau temukan jati dirimu.
Kau sadari bahwa kebahagiaan sejati tak datang dari luar,
Tapi dari dalam diri, dari kedamaian jiwa yang murni.

Teruslah nikmati malam sepi, wahai pencari makna.
Biarkan keheningan menuntunmu menuju kesadaran sejati.
Di sana, kau akan temukan kebahagiaan yang tak ternilai,
Kebahagiaan yang datang dari dalam diri sendiri.

Ingatlah, di balik keramaian, ada kehampaan yang tak terisi.
Hanya di dalam dirimu, kau temukan kedamaian yang sejati.
Malam sepi adalah temanmu, penuntunmu menuju pencerahan.
Teruslah melangkah, wahai pencari makna, temukan jati dirimu yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun