Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menghindar Bukan Berarti Kalah

5 Juni 2024   10:10 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:35 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menghindar Bukan Berarti Kalah

Langkah kaki menjauh dari kerumunan
Mencari ruang sunyi untuk menenangkan diri
Bukan berarti kalah, hanya ingin sendiri
Menemukan kedamaian yang kian terpatri

Sembunyi bukan berarti lemah
Hanya ingin berlindung dari badai hati
Mencari kekuatan di balik sepi
Menemukan diri yang kian terpatri

Setiap orang punya caranya sendiri
Untuk menyembuhkan luka yang terpatri
Ada yang memilih diam dan sendiri
Ada yang memilih berbagi dan bercerita

Sembuh bukan ajang lomba yang harus dimenangkan
Bukan tentang siapa yang paling cepat pulih
Tapi tentang proses yang dijalani dengan pelan
Menemukan kekuatan di balik luka yang terpatri

Kita tidak melawan siapa-siapa
Hanya melawan diri sendiri yang terluka
Kita tidak dikejar apa-apa
Hanya dikejar kedamaian yang kian terpatri

Nikmatilah prosesnya, dengan penuh cinta
Berikan waktu pada diri untuk sembuh
Percayalah, esok mentari akan kembali bersinar
Luka akan pulih, hati pun akan kembali berbinar.

Pahlawan Sejati: Melangkah Maju dengan Luka

Menghindar bukan berarti kalah,
Sembunyi tak berarti lemah.
Setiap insan punya caranya sendiri,
Menyembuhkan luka di relung hati.

Sembuh bukanlah ajang lomba,
Yang harus dimenangkan dengan gagah.
Kita tak melawan siapapun,
Tak dikejar hantu masa lampau yang kelam.

Nikmatilah prosesnya, meski penuh getir,
Langkah demi langkah, perlahan dan pasti.
Bersabarlah pada diri sendiri,
Luka lama pun akan terobati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun