Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ada yang Lebih Redup dari Senja

5 Juni 2024   16:16 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang Lebih Redup dari Senja

Di ufuk barat, mentari menyapa malam
Menyisakan jingga yang perlahan meredup
Namun, ada yang lebih redup dari senja
Yaitu hati yang dibalut rindu tanpa temu

Luka terukir di relung jiwa
Rasa sakit tersembunyi di balik senyum
Menanti temu yang tak kunjung tiba
Menahan perih dalam diam yang kelam

Rindu ini bagai belenggu yang tak terurai
Mengikat erat pada bayangan yang jauh
Terjebak dalam ilusi cinta yang tak berbalas
Menyiksa diri dalam penantian yang tak habis

Hati yang rapuh kian terluka
Air mata berlinang tanpa suara
Sadarkah diri, rindu ini tak terbalas?
Namun, bayang-bayang cinta masih menjerat jiwa

Di antara redup senja dan lara rindu
Terukir kisah pilu yang tak terungkap
Hanya hati yang tahu, betapa perihnya luka
Menanti temu yang tak mungkin datang, selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun