Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Puisi

3 Juni 2024   20:17 Diperbarui: 3 Juni 2024   20:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan dan Puisi

Di bawah langit yang kelabu, hujan turun perlahan,
Setiap tetesnya adalah syair, melantunkan puisi alam,
Menyentuh tanah, berbisik lembut di dedaunan,
Mengalir di sungai kecil, membawa pesan kedamaian.

Hujan menyelimuti bumi dengan kelembutan yang murni,
Menyejukkan hati yang gersang, membasuh luka tak kasat mata,
Setiap tetesnya adalah kata, membentuk kalimat abadi,
Mengisahkan cinta dan rindu, dalam bahasa yang tak pernah usai.

Di bawah naungan awan, kita mendengar puisi,
Diiringi oleh irama hujan, yang tak pernah terhenti,
Mengingatkan bahwa di setiap badai, ada keindahan tersembunyi,
Dan dalam setiap tetesan, ada cerita yang ingin dibagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun