Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemungut Receh Terabaikan

3 Juni 2024   19:06 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Pemungut Receh Terabaikan

Di sudut jalan sepi, tergeletaklah ia,
Kepingan logam, lima ratus yang tak berharga,
Dalam deru langkah, tak dipandang mata,
Terbuang sia-sia, dalam debu kota.

Tangan letih meraih, penuh harap meski kecil,
Memungut yang tersisa, di antara gemerincing sunyi,
Ada nilai tersembunyi, di balik logam usang ini,
Hidup tak selalu tentang gemerlap, tapi tentang bertahan diri.

Recehan terabaikan, memberi arti pada yang kurang,
Mengisi celah harapan, dalam hidup yang gersang,
Meski kecil nilainya, namun besar maknanya,
Di tangan yang menghargai, ia jadi penyambung asa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun