Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecanduan Alas Kaki

1 Juni 2024   23:01 Diperbarui: 1 Juni 2024   23:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Kecanduan Alas Kaki: Doa Duka yang Tak Menyehatkan

Di balik tumpukan sepatu, tersembunyi duka teramat pilu,
Kecanduan alas kaki, bagai mantra yang menghantui kalbu.

Setiap langkah terasa hampa, tanpa alas kaki baru,
Jiwa meronta-ronta, tak henti mencari sepatu idaman.

Lemari penuh sesak, namun hati tetap gundah,
Hasrat tak terpuaskan, bagai api yang tak kunjung padam.

Di antara tarian langkah, doa duka dilantunkan,
Mencari kesembuhan luka batin, yang tak kunjung terobati.

Alas kaki bagai perisai, menyembunyikan rasa hampa,
Namun semakin banyak dimiliki, semakin perih luka di dada.

Oh, kecanduan terkutuk, kapan kau akan pergi?
Membebaskanku dari belenggu, menuju hidup yang sejati.

Mungkinkah aku sembuh, dari duka yang tak terkira?
Mungkinkah aku menemukan, kedamaian dalam jiwa?

Hanya doa dan waktu, yang bisa menjawabnya,
Semoga suatu saat nanti, aku bebas dari belenggu ini,
Dan menemukan kebahagiaan sejati, tanpa alas kaki yang tak terperi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun