Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Sabit di Malam Sunyi

20 Mei 2024   10:10 Diperbarui: 20 Mei 2024   10:17 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan Sabit di Malam Sunyi

Bulan sabit bercahaya di langit kelam,
Menemani malamku yang sunyi dan sepi.
Perlahan ia bergerak, bagai langkah kaki yang hampa,
Meninggalkan jejak kenangan yang tak terperi.

Dulu aku menggenggam erat, cinta yang begitu indah,
Namun takdir berkata lain, ia terlepas dari genggamanku.
Kini aku lepaskan semua, tak ingin lagi terikat,
Biarkan Tuhan yang menentukan, siapa yang akan menetap di hatiku.

Bulan sabit bagai diriku, yang kini penuh luka,
Bekas sayatan cinta yang tak kunjung sembuh.
Namun aku tak ingin larut dalam kesedihan,
Aku ingin bangkit kembali, dengan kekuatan yang baru.

Aku akan terus melangkah, di bawah sinar bulan sabit,
Mencari kebahagiaan yang sejati, yang takkan pernah pudar.
Aku yakin, suatu saat nanti, aku akan menemukan cinta yang abadi,
Cinta yang tulus dan penuh kasih sayang.

Bulan sabit bersinar terang, menerangi jalanku yang kelam,
Memberikan harapan baru di tengah keputusasaan.
Aku akan terus melangkah maju, dengan penuh keyakinan,
Bahwa masa depan yang cerah menantiku di depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun