Fajar menyingsing di ufuk timur,
Mengiringi malam yang perlahan memudar,
Namun, tak sebebas merpati,
Yang terbang tinggi tanpa batas.
Cahaya pertama menyapa dunia,
Menyentuh lembut dedaunan pagi,
Tapi langkahku terikat,
Oleh bayang-bayang yang membelenggu hati.
Merpati melesat di langit biru,
Bebas, tanpa beban dan ragu,
Sedangkan aku masih terjaga,
Dalam penantian yang panjang dan sendu.
Fajar adalah janji harapan,
Menggantikan gelap dengan terang,
Namun, jiwa ini tak secerah itu,
Dibebani oleh keraguan yang membayang.
Dalam setiap kilau cahaya fajar,
Ada impian yang terpendam,
Menantikan sayap keberanian,
Untuk terbang setinggi merpati.
Meskipun tak sebebas merpati,
Ku rangkul fajar dengan harapan,
Menggenggam setiap sinarnya,
Untuk menguatkan langkah di hari yang baru.
Fajar mungkin tak sebebas merpati,
Namun, ia membawa keajaiban pagi,
Menyinari jalan yang penuh liku,
Mengajak jiwa ini untuk terus maju.
Jadi, biarlah fajar menjadi pengingat,
Bahwa meski tak sebebas merpati,
Kita tetap bisa menemukan kebebasan,
Dalam setiap langkah dan harapan yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H