Kau dan aku, berkelana dalam waktu,
Melawan roda yang tak henti berputar.
Kenangan terukir, dalam benak yang fana,
Menantang lupa, yang ingin merenggut semuanya.
Kau dalam kepalaku, takkan pernah hilang,
Walau seratus lupa, kau berikan padaku.
Seribu cara, kucoba untuk mengingat,
Menjaga kenangan, agar tetap hidup dan bercahaya.
Waktu terus berlalu, tak kenal ampun,
Meninggalkan jejak, di setiap sudut jalan.
Kita berdua, berjuang melawannya,
Menjaga cinta dan kasih, yang tak lekang oleh zaman.
Kenangan indah, bagai permata yang berharga,
Dirawat dan dijaga, agar tak pudar warnanya.
Bersama-sama kita lalui, setiap detik dan menit,
Menikmati kebersamaan, yang tak ternilai harganya.
Roda waktu takkan berhenti,
Terus berputar, tanpa henti.
Tapi cinta kita, akan abadi selamanya,
Menantang lupa, dan melawan segala rintangan.
Bersyukurlah wahai insan, atas waktu yang diberikan,
Gunakan setiap momen, dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Bersama-sama kita ciptakan, kenangan indah yang tak terlupakan,
Agar cinta kita, abadi selamanya.
Wahai insan yang penuh cinta,
Teruslah bersinar, dan sebarkan cahayamu kepada dunia.
Inspirelah orang lain, untuk menjadi lebih baik,
Dan ciptakan dunia yang penuh cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan.
Melawan roda waktu, bukan berarti melawan takdir,
Tapi berarti menikmati setiap momen, dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Bersama kita ciptakan, masa depan yang gemilang, dan penuh keberkahan,
Di bawah lindunganNya, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H