Di balik gemerlap kota yang menawan,
Tersembunyi duri, benalu yang merajalela.
Parasit kota, menumpang hidup tanpa bekerja,
Menghisap kehidupan, bagaikan lintah yang tak kenal lelah.
Pikiran mereka kerdil, diselimuti kemalasan,
Memilih jalan pintas, menipu dan mencuri tanpa keraguan.
Etos kerja sirna, digantikan budaya mengeluh,
Mengharap belas kasih, hidup bagaikan benalu yang merindu.
Oh, kota yang sakit, terjangkit penyakit akut,
Parasit berkeliaran, bagaikan rayap yang merusak.
Mereka menggerogoti sistem, merenggut hak dan keadilan,
Meninggalkan luka dan derita, bagi rakyat yang tak berdaya.
Mentalitas parasit, bagaikan virus yang menular,
Menyebarluas di kota, meracuni jiwa dan pikiran.
Mereka bagaikan tikus berdasi, licik dan penuh tipu daya,
Memanfaatkan celah, untuk keuntungan pribadi semata.
Ingatlah wahai manusia, hidup tak selalu mudah,
Ada kerja keras dan pengorbanan, untuk meraih cita-cita.
Jangan biarkan dirimu, menjadi benalu yang merugikan,
Bangunlah semangat juang, dan ciptakan hidup yang bermakna.
Bersatulah kita lawan, parasit yang merusak kota,
Singkirkan mentalitas bobrok, bangunlah budaya yang mulia.
Tanamkan semangat kerja keras, dan etos kerja yang tinggi,
Supaya kota ini kembali sehat, dan bebas dari parasit yang jahat.
Mari kita pupuk, rasa cinta dan kepedulian,
Bersama kita bangun, kota yang adil dan sejahtera.
Tanamkan nilai moral, dan semangat gotong royong,
Supaya kota ini bersinar, dan menjadi kebanggaan bangsa.
Wahai kota impian, bebaskan dirimu dari belenggu,
Bersama kita bangkit, menuju masa depan yang gemilang.
Kota yang bebas dari parasit, dan penuh dengan cinta kasih,
Menjadi contoh bagi dunia, dan menginspirasi setiap insan.