Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Elegi Ibu Pertiwi

11 Mei 2024   19:19 Diperbarui: 11 Mei 2024   19:26 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Elegi Ibu Pertiwi

Pohon tumbang, jalan setapak melebar,
Pesawahan sirna, gedung menjulang bagai raksasa.
Siulan manusia memecah sunyi,
Membawa asap polusi, menodai langit biru nan bening.

Burung berkicau merdu, bebas menari di angkasa,
Tapi sayapnya tercoreng asap hitam, polusi merajalela.
Desa berubah menjadi kota, tradisi terlupakan,
Tergilas roda waktu, tergerus arus modernisasi.

Oh, Ibu Pertiwi, di manakah keindahanmu yang dulu?
Udara segar, tanah subur, dan hutan lebat nan rimbun?
Kini hanya tinggal kenangan, terkubur dalam hiruk pikuk kota.

Bagaimana cara melestarikanmu, Ibu Pertiwi?
Agar anak cucu merasakan indahnya alam ciptaan-Mu?
Mampukah kita menjaga keseimbangan ekosistemmu?
Melawan polusi dan kerusakan yang terus menggerogoti?

Tradisi lokal, warisan budaya leluhur,
Jangan biarkan punah ditelan zaman.
Lestarikan dan pelihara,
Agar identitas bangsa tak terlupakan.

Mari bergandengan tangan, bersatu padu,
Melestarikan Ibu Pertiwi untuk masa depan.
Tanamlah pohon, jaga kebersihan,
Lindungi alam, demi anak cucu tercinta.

Ibu Pertiwi, maafkan kami atas kelalaian kami.
Kami berjanji untuk menjagamu,
Melestarikan keindahanmu,
Demi masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun