Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Tinta Air Mata

11 Mei 2024   11:11 Diperbarui: 11 Mei 2024   11:12 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secarik Tinta Air Mata

Secarik tinta air mata,
Kucurahkan dalam pena,
Menuliskan rasa pilu yang tak terkira,
Kisah cinta yang penuh luka dan derita.

Terlukis di atas kertas putih,
Jejak rasa yang tak tertahan lagi.
Rindu yang membara, bagai api yang tak kunjung padam,
Menyiksa jiwa dan raga tanpa henti.

Ingin kuungkapkan semua rasa ini,
Kepada sang pujaan hati yang jauh di sana.
Namun, hanya pena dan kertas yang menjadi saksi,
Kisah cinta yang tak terucapkan dalam kata-kata.

Lebih baik ditampar agar tersadar,
Daripada dibelai dan dibuat lalai.
Cinta yang tak dibalas, hanya membawa luka dan pilu,
Menyiksa hati dan membuat jiwa merana.

Air mata terus mengalir,
Membasahi pipi dan membasahi pena.
Tinta hitam bercampur air mata,
Menuliskan kisah cinta yang penuh nestapa.

Akankah kisah ini berakhir bahagia?
Atau selamanya terjebak dalam nestapa?
Hanya waktu yang bisa menjawab,
Jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantui jiwa.

Namun, di tengah rasa sakit dan derita,
Ada secercah harapan yang masih menyala.
Harapan untuk cinta yang sejati,
Cinta yang mampu membahagiakan jiwa dan raga.

Hingga saat itu tiba,
Aku akan terus menulis,
Secarik tinta air mata,
Menuliskan kisah cinta yang tak terlupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun