Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Pelukan Malam

9 Mei 2024   05:05 Diperbarui: 9 Mei 2024   05:10 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam Pelukan Malam"

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan memperkeruh suasana.

Terkadang tidak perlu buru-buru untuk sembuh.
Membiarkan luka tetap ada, tetap terbuka,
Membiarkan rasa sakit itu tetap terasa.

Barangkali dengan begitu,
Kita bisa mengerti bahwa hidup memang punya banyak ragam luka
Dan itu bukan masalah yang harus diselesaikan dengan cepat.

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan memperkeruh suasana hati.
Jiwa meronta, dibalut rasa perih,
Luka di hati, tak kunjung pulih.

Terkadang, tak perlu terburu-buru,
Mencari kesembuhan yang instan.
Biarkan luka tetap ada, terbuka di hati,
Rasakan perihnya, sebagai pengingat sejati.

Hidup memang penuh lika-liku,
Luka dan duka, tak terelakkan.
Menerimanya dengan lapang dada,
Adalah langkah awal menuju pemulihan jiwa.

Rasa sakit itu, tak perlu dihilangkan,
Tapi dipahami dan dipelajari maknanya.
Bahwa hidup ini, penuh dengan rintangan,
Dan kita harus belajar untuk menghadapinya.

Melangkah perlahan, dengan hati yang tegar,
Mencari kekuatan di balik rasa pedih.
Bersabar dan tabah, adalah kunci utama,
Untuk melewati masa-masa yang sulit ini.

Suatu hari nanti, luka itu akan memudar,
Meninggalkan bekas yang tak terhapuskan.
Namun, bekas itu takkan lagi menyakitkan,
Tapi menjadi pengingat, bahwa kita pernah kuat.

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan pun mulai reda.
Cahaya mentari pagi, akan segera menyapa,
Membawa harapan baru, untuk hari yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun