Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rantai Perdamaian

4 Mei 2024   21:36 Diperbarui: 4 Mei 2024   21:40 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Rantai Perdamaian"

Puisi:
Di antara pergolakan dan pertikaian,
Rantai perdamaian terjalin rapuh,
Perdamaian bukanlah pengorbanan rakyat kecil,
Tak seharusnya kehilangan orang-orang yang kita cintai.

Bagaimana cara memotong rantai itu?
Bukan dengan dendam atau kebencian,
Melainkan dengan belas kasihan dan pengertian,
Dengan cinta yang mengalir tanpa batas.

Hentikan siklus balas dendam dan kebencian,
Pertahankan perdamaian dengan kebijaksanaan,
Biarkan hati kita dipenuhi dengan kasih,
Dan memaafkan menjadi kunci yang sejati.

Rantai perdamaian perlu dirawat dengan baik,
Oleh tangan-tangan yang penuh dengan kebaikan,
Biarlah setiap langkah kita menjadi pencerminan,
Dari ketulusan hati dalam menciptakan kedamaian.

Jadi biarkanlah kita bersama-sama menggenggam,
Tangan-tangan untuk merajut perdamaian,
Menghilangkan rantai dendam dan kebencian,
Dan menggantinya dengan ikatan cinta yang abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun