Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Api Keturunan

4 Mei 2024   13:13 Diperbarui: 4 Mei 2024   13:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: "Api Keturunan"

Di era digitalisasi yang melanda,
Tersembunyi sebuah api keturunan yang telah lama padam,
Menantikan untuk dihidupkan kembali,
Dalam keheningan yang dipenuhi oleh teknologi.

Mempertahankan trah yang punah dan terlupakan,
Menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya,
Rantai yang menghubungkan masa lalu dan masa kini,
Menyala dengan harapan yang terus bersemi.

Namun, di tengah gemerlap dunia yang modern,
Rantai tersebut terancam oleh sekat-sekat tipis,
Kekayaan dan kemiskinan menjadi jurang yang memisah,
Mengancam kelangsungan trah dan warisan yang berharga.

Tetapi dalam kegelapan yang menyelimuti,
Masih ada sinar yang memancar dari api keturunan,
Sebuah panggilan untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali,
Warisan yang tak ternilai harganya bagi masa depan.

Jadi, biarkanlah kita bersatu dalam usaha,
Menyalakan kembali api keturunan yang telah lama padam,
Mempertahankan trah dan kearifan nenek moyang,
Agar warisan kita tetap bersinar dalam abad digital ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun