Pagi merayu dalam gemerlap mentari,
Namun di depan ruang kepala sekolah, ada keheningan,
Pencuri teratai, takdirnya tergelincir,
Mencuri keindahan yang tak terhingga.
Dengan langkah hati-hati, dia merangkak,
Menuju kepergian yang tak diharapkan,
Teratai yang mencuri tatapan tak terduga,
Meninggalkan kita dalam kerinduan yang terluka.
Di pagi yang teduh, dia berdiri sendiri,
Menyaksikan cahaya yang meredup perlahan,
Pencuri teratai, dengan kesedihan yang tak terucap,
Kini menjadi cermin dari keindahan yang tercuri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H