Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyuman Maut

29 April 2024   02:02 Diperbarui: 29 April 2024   02:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Senyuman Maut"

Di antara bayang-bayang malam yang pekat,
Maut tersenyum dengan tenangnya.
Senyumnya mempesona, namun menakutkan,
Menyiratkan keheningan yang abadi.

Dalam setiap hela nafas yang kita hirup,
Maut mengintai dengan senyumnya yang dingin.
Dia tak mengenal waktu atau belas kasihan,
Tetapi datang saatnya untuk semua yang hidup.

Senyumannya adalah panggilan terakhir,
Menyongsong kita dalam pelukan yang tak terelakkan.
Namun di balik keangkerannya, ada kebijaksanaan,
Mengingatkan kita akan keindahan hidup yang singkat.

Maut tersenyum, bukanlah kutukan atau kutukan,
Tetapi pengingat akan ketidakpastian yang kita hadapi.
Dengan bijaksana kita hadapi senyumnya yang menakutkan,
Menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun