Di samudera waktu, gelombang bertemu,
Mengalir ke masa depan, membelai kenangan.
Aku ada, dalam gemuruhnya, dalam keheningannya,
Mencintaimu selamanya, dalam lautan yang tak terbatas.
Di samudera waktu, aku berlayar sendiri,**
Mencari pulau cinta, tempat hatiku berlabuh abadi.**
Di tengah ombak keraguan dan badai kerinduan,**
Aku tetap teguh, memegang janji cinta yang tak tergoyahkan.**
Aku ada, dan akan selalu ada untukmu,**
Menemanimu di setiap langkah, di setiap deru.**
Cintaku bagaikan samudra yang luas dan tak berbatas,**
Menyelimutimu dengan kasih sayang yang tak pernah pudar.**
Waktu mungkin berputar, musim mungkin berganti,**
Namun cintaku takkan pernah mati.**
Aku akan selalu mencintaimu, selamanya dan seterusnya,**
Sampai akhir hayat, dan bahkan di alam baka.**
Meskipun jarak memisahkan kita,**
Dan rindu menggerogoti jiwa,**
Aku tahu, cinta kita takkan pernah terluka.**
Karena cinta sejati tak kenal batas dan jarak, ia abadi.**
Waktu, seperti air yang mengalir tanpa henti,
Memeluk kita dalam perjalanan yang tak terduga.
Namun, cintaku padamu tetap abadi,
Mengarungi samudera waktu, tanpa ragu.
Meski waktu berubah, dan dunia berputar,
Cintaku padamu takkan pernah pudar.
Seperti bintang yang bersinar di langit malam,
Aku akan selalu mencintaimu, tanpa batas.
Di setiap detik, di setiap hembusan angin,
Aku hadir, dengan cinta yang tak tergoyahkan.
Samudera waktu menjadi saksi akan janji ini,
Bahwa aku ada dan akan selalu mencintaimu, selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H