Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi: Bulan Berkabut Awan

24 April 2024   15:35 Diperbarui: 24 April 2024   15:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Pagi Berkabut"

Di pagi yang berkabut awan,
Bulan berselimut, sembunyi di balik tabir kelabu.
Sinar mentari merintih, menembus kegelapan,
Menyapu kabut, mengusir dingin yang mencekam.

Langit terbentang, luas dan biru,
Mengundang langkah-langkah untuk bergegas.
Di bawah mantel kabut, alam berbisik lembut,
Pagi ini, cerita baru menanti, penuh keajaiban.

Begitu juga hidup, kadang dalam kabut misteri,
Namun pagi-pagi membawa harapan dan ceria.
Bulan berkabut awan, simbol keteguhan hati,
Pagi datang, membawa cahaya dan kehidupan yang baru.

Puisi Pagi: Bulan Berkabut Awan

Cahaya mentari mulai menyapa,
Menembus kabut tipis yang menyelimuti pagi.
Bulan purnama masih tampak samar,
Tersembunyi di balik awan yang berarak.

Angin sepoi-sepoi bertiup lembut,
Membawa aroma segar dari dedaunan basah.
Burung-burung mulai berkicau merdu,
Menyambut datangnya sang mentari.

Sebuah pemandangan yang indah dan damai,
Menciptakan suasana hati yang tenang dan tenteram.
Pagi ini terasa begitu istimewa,
Penuh dengan harapan dan optimisme.

Mari kita nikmati pagi ini dengan penuh syukur,
Bersyukur atas kesempatan untuk hidup dan bernapas.
Mari kita isi hari ini dengan semangat dan optimisme,
Untuk meraih mimpi dan cita-cita kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun