Di remang malam, jelaga menari,
Menyelimuti kota dengan jubah hitam kelam.
Sisa api yang telah meredup,
Meninggalkan jejak di dinding dan atap rumah.
Jelaga malam, bagai bisikan misteri,
Menyimpan cerita tentang kehidupan yang telah lewat.
Kisah tentang cinta dan duka, tentang suka dan duka,
Semua terukir dalam coretan arang yang halus.
Cahaya bulan menembus kegelapan,
Menyinari jelaga yang menari-nari.
Membuatnya berkilauan bagaikan permata,
Di tengah malam yang sunyi dan sepi.
Jelaga malam, saksi bisu perjalanan waktu,
Menyaksikan pergantian siang dan malam, musim dan tahun.
Menyaksikan manusia yang datang dan pergi,
Menyaksikan kisah hidup yang silih berganti.
Jelaga malam, simbol dari kegelapan dan kesunyian,
Namun, di baliknya ada juga keindahan yang tersembunyi.
Keindahan yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang memiliki mata yang jernih.
Jelaga malam, pengingat bagi kita semua,
Bahwa di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menanti.
Bahwa di balik setiap kesedihan, selalu ada kebahagiaan yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H