Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

secarik abu:kenangan yang terbang

15 April 2024   08:32 Diperbarui: 15 April 2024   08:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secarik Abu, Kenangan yang Terbang

Secarik kertas, bertinta biru,
Kini telah menjadi abu.
Segala kenangan di dalamnya,
Hangus dilahap api yang tak tentu.

Biarkan setiap kata mengudara,
Terbang bebas di antara awan.
Mencari tempat untuk berlabuh,
Menceritakan kisah yang tak terlupakan.

Jika hujan turun membasahi bumi,
Itu pertanda bahwa air mata tak mampu tertahan lagi.
Kesedihan melanda di dalam kesendirian,
Mencari pelukan dan kasih sayang yang tak tergantikan.

Abu kertas, tinta yang memudar,
Kenangan yang tak ingin hilang.
Terus terukir di dalam hati,
Sebagai pengingat masa lalu yang tak terganti.

Namun, hujan membawa harapan baru,
Menumbuhkan tunas di tanah yang kering.
Kesedihan takkan selamanya menetap,
Kebahagiaan akan kembali datang, membawa tawa dan senyuman yang tak terkira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun