Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arus Balik: Mudik vs Balik dan Permasalahannya

14 April 2024   12:12 Diperbarui: 14 April 2024   12:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Arus Balik: Mudik vs Balik dan Permasalahannya

Di jalanan panjang, berkelok dan berliku,
Antrean kendaraan mengular, tak henti berlalu.
Arus balik mudik, fenomena tahunan,
Mudik vs balik, permasalahannya tak tertahankan.

Mudik, momen indah berkumpul bersama,
Merindukan keluarga, kampung halaman tercinta.
Namun, arus balik, bagaikan mimpi buruk,
Kemacetan panjang, kelelahan, dan stres yang tak terukur.

Jam demi jam terbuang percuma,
Hanya untuk bergerak beberapa meter, tak terasa.
Klakson kendaraan bersahutan, suara protes yang membara,
Kesabaran menipis, emosi mulai membara.

Jalanan rusak dan tak memadai,
Fasilitas minim, tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang ramai.
Petugas kewalahan, mengatur lalu lintas yang tak terurai,
Permasalahan klasik, tak kunjung terurai.

Pemerintah berjanji, ingin memperbaiki kondisi,
Namun, tahun demi tahun, masalahnya tak kunjung teratasi.
Masyarakat pun bertanya-tanya, kapan solusi hadir,
Agar arus balik tak lagi menjadi mimpi buruk yang getir.

Mudik dan balik, dua sisi mata uang,
Memiliki hak yang sama, untuk berkumpul dan pulang.
Namun, permasalahannya tak kunjung terselesaikan,
Membuat masyarakat resah, dan hati yang meradang.

Marilah bersama, mencari solusi terbaik,
Agar arus balik tak lagi menjadi momok yang mengerikan.
Koordinasi dan kerjasama, kunci untuk masa depan,
Agar mudik dan balik, menjadi momen yang menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun