Tajamnya Kata dalam Puisi
Di balik alunan kata yang tersusun rapi,
Tersembunyi makna tajam bagai pisau berkarat.
Menebas luka di hati yang terluka,
Membongkar rahasia yang terkubur dalam jiwa.
Kata bagaikan pedang bermata dua,
Bisa menyembuhkan, bisa pula melukai.
Tergantung pada siapa yang menggenggamnya,
Dan bagaimana ia menggunakannya.
Puisi yang tajam bagaikan pisau bedah,
Menyingkap tabir kebenaran yang tersembunyi.
Menelanjangi realitas yang kelam,
Membuat kita tertegun dan merenung sejenak.
Di balik alunan kata yang tersusun rapi,
Tersembunyi makna tajam bagai pisau berkarat.
Menebas luka di hati yang terluka,
Membongkar rahasia yang terkubur dalam jiwa.
Kata bagaikan pedang bermata dua,
Bisa menyembuhkan, bisa pula melukai.
Tergantung pada siapa yang menggenggamnya,
Dan bagaimana ia menggunakannya.
Puisi yang tajam bagaikan pisau bedah,
Menyingkap tabir kebenaran yang tersembunyi.
Menelanjangi realitas yang kelam,
Membuat kita tertegun dan merenung sejenak.
Namun, puisi yang tajam juga bisa melukai,
Menorehkan luka di hati yang rapuh.
Membangkitkan amarah dan kebencian,
Memicu perpecahan dan pertikaian.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata-kata,
Memilih diksi yang tepat dan bijaksana.
Gunakan puisi sebagai alat untuk mencerahkan,
Bukan untuk menyakiti dan melukai.
Marilah kita asah ketajaman kata dalam puisi,
Gunakan kekuatannya untuk kebaikan.
Biarlah puisi menjadi jembatan yang menghubungkan,
Bukan tembok yang memisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H