Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rebana: Irama Ketukan Illahi

12 April 2024   14:33 Diperbarui: 12 April 2024   14:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keheningan, rbana berseru,
Tabuhan lembut, menyanyikan lagu hening.
Namun di antara getaran nadanya,
Tersembunyi makna yang tak ternilai.

Kata-kata terbuang, seperti serbuk kayu,
Diksi yang terlupakan, dihentikan oleh hening.
Majas yang mengendap, di antara alunan,
Ide-ide yang memenuhi kehampaan.

Namun rbana membawa cerita,
Di setiap ketukan, sebuah narasi tercipta.
Makna-makna tersembunyi, mengalir di dalamnya,
Seperti air di sungai yang tak pernah berhenti.

Di balik kulit yang tertaut rapat,
Terpahatlah kisah-kisah yang tak terlupakan.
Rbana, meski terlihat sederhana,
Mengandung makna yang mendalam dalam getaran nadanya.

Jadi dengarkanlah, tidak hanya suara,
Tetapi juga pesan yang terpendam di dalamnya.
Sebab dalam setiap getaran rbana,
Tersembunyi kebijaksanaan yang tak ternilai harganya.

Rebana: Irama Ketukan Ilahi

Rebana, gendang pipih bundar,
Terbuat dari kayu, dihiasi ukiran yang indah.
Kulit kambing membalut salah satu sisinya,
Siap ditepuk, menghasilkan irama yang merdu.

Di tangan para pemain, rebana menari,
Menciptakan melodi yang menawan hati.
Ketukannya yang khas, mengundang jiwa untuk bersatu,
Dalam irama ilahi yang penuh kedamaian dan syukur.

Rebana tak hanya alat musik biasa,
Ia adalah simbol budaya dan tradisi bangsa.
Diiringi lantunan shalawat dan pujian,
Rebana membawa hati semakin dekat kepada Tuhan.

Suara rebana menggema di ruang masjid,
Mengiringi doa dan dzikir yang dipanjatkan.
Menyatukan hati dalam kesucian dan cinta,
Memohon rahmat dan ampunan dari Sang Maha Kuasa.

Rebana, kau adalah pemersatu jiwa,
Melalui iramamu, kami bersatu dalam cinta.
Menyambut datangnya berkah dan bahagia,
Bersama rebana, kami melangkah menuju surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun