Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tebing di Tatah: Nyali Senyawa Pada Seutas Tali

11 April 2024   19:42 Diperbarui: 11 April 2024   19:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Tali Nyali"

Di tebing yang curam, di atas tatah batu,
Nyali menjadi nyawa, di atas seutas tali,
Melangkah dengan hati-hati, langkah penuh keyakinan,
Menyongsong tantangan, dalam perjalanan yang penuh pengorbanan.

Tali yang mengikat, seperti ikatan jiwa,
Menyatukan langkah, di antara jurang yang membelah,
Setiap langkah menantang, setiap hela nafas penuh makna,
Tetap bertahan, hingga tiba di puncak yang diidamkan.

Di ujung sana, keberanian menjadi saksi,
Tali nyali, menopang perjalanan yang berani,
Menjadi penghubung, antara impian dan kenyataan,
Di tebing di tatah, keberanian tak tergoyahkan.

Tebing di Tatah: Nyali Se"Nyawa Pada Seutas Tali

Di tebing terjal nan curam,
Berdiri kokoh para pemanjat.
Nyali mereka se"nyawa dengan tali,
**Menapaki jalan yang penuh rintangan.

Setiap langkah penuh pertimbangan,
Setiap tarikan nafas penuh kehati-hatian.
Satu kesalahan kecil berakibat fatal,
Jatuh terjerembab ke jurang yang kelam.

Namun, semangat mereka tak pernah padam,
Tekad mereka tak pernah runtuh.
Setiap tarikan tali membawa mereka semakin dekat,
**Ke puncak tebing yang menjadi tujuan.

Di puncak tebing, mereka merasakan kebebasan,
Melihat panorama alam yang menakjubkan.
Rasa lelah terbayarkan dengan lunas,
Digantikan dengan rasa bangga dan puas.

Tebing di Tatah menjadi saksi bisu,
Keberanian dan ketangguhan para pemanjat.
Nyali mereka se"nyawa dengan tali,
Menunjukkan bahwa manusia mampu menaklukkan rintangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun