Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Misteri Ilahi: Mudigah

11 April 2024   09:04 Diperbarui: 11 April 2024   09:06 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Misteri Illahi: Mu.di.gah

Mu.di.gah, sebuah kata yang memagut rahasia,
Tercipta dari perpaduan dua sel nan fana.
Sperma dan sel telur bersatu dalam pelukan mesra,
Menjalin kisah awal kehidupan yang penuh makna.

Di rahim yang sunyi, misteri tercipta,
Mu.di.gah, ciptaan Illahi,
Dari titisan sperma, tumbuhlah embrio,
Rahasia tersembunyi, dalam dunia janin.

Dua bulan pertama, dalam kandungan rahim,
Mengembangkan diri, dalam diam yang sunyi,
Nafas yang belum ada, jiwa yang belum terlihat,
Mu.di.gah, rahasia Illahi yang maha kuasa.

Bagaimana ia terbentuk, bagaimana ia berkembang,
Rahasia itu hanya Allah yang mengerti,
Mu.di.gah, perjalanan misteri kehidupan,
Dari embrio ke janin, dalam rahim yang penuh kasih.

Dua bulan dalam rahim yang hangat,
Embrio mungil mulai berbenah.
Jantung kecilnya berdetak dengan semangat,
Menyuarakan melodi kehidupan yang tak pernah padam.

Misteri Illahi,
Bagaimana ruh ditiupkan dengan penuh kasih?
Bagaimana jiwa dan raga bersatu dalam ikatan tak terperi?
Pertanyaan yang melampaui batas ilmu pengetahuan,
Menyisakan rasa kagum dan kekaguman.

Mu.di.gah,
Simbol awal dari sebuah keajaiban,
Janji masa depan yang terukir dalam rahim,
Anugerah terindah dari Sang Maha Pencipta yang tak terkira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun