Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Normalisasi:Pulihkan dan Bersatu

7 April 2024   03:04 Diperbarui: 7 April 2024   04:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Normalisasi: Pulihkan dan Bersatu

Pasca badai yang mengamuk dan merusak segala,
Normalisasi bergema, harapan pun muncul.
Memulihkan yang terluka, menyatukan yang terpisah,
Menuju keadaan yang tenang dan sejahtera.

Konflik yang menyakitkan, kerap menyulut api amarah,
Namun normalisasi hadir untuk meredakan.
Melalui dialog dan pengertian, kita membangun jembatan,
Mengakhiri pertikaian, membangun kembali kepercayaan.

Normalisasi tak hanya soal menyembuhkan luka,
Tapi juga pembelajaran dari kesalahan masa lalu.
Dari sini kita belajar, agar tak terulang lagi kesalahan,
Menciptakan keadilan, dan membangun masa depan yang cerah.

Jalan menuju normalisasi tak mudah dan mulus,
Tetapi dengan tekad dan kesabaran, kita akan sampai.
Meski masih ada tantangan dan prasangka yang menghalang,
Dengan semangat yang teguh, kita akan berhasil.

Bersama, mari kita jadikan normalisasi nyata,
Bukan sekadar kata-kata di atas kertas.
Membangun perdamaian yang kokoh dan abadi,
Di mana kebersamaan dan pengertian menjadi dasar kita.

Normalisasi: Kembali ke Keadaan Tenang

Pasca badai yang mengamuk dan menyisakan luka,
Normalisasi digaungkan, harapan baru disulut.
Memulihkan yang hancur, menyatukan yang terbelah,
Menuju masa depan yang damai dan bersahabat.

Hubungan yang retak, dirudung konflik dan amarah,
Diusahakan kembali terjalin, saling menghargai.
Dialog menggantikan teriakan, jembatan dibangun kokoh,
Agar perdamaian menjadi pondasi yang teguh.

Namun, normalisasi bukan hanya menghapus jejak luka,
Tapi juga belajar dari kesalahan masa lalu.
Mengingat sejarah, agar tak terulang lagi adu kuat dan dusta,
Menanam benih keadilan, menuai hasil yang berlimpah.

Jalan menuju normalisasi tak selalu mulus dan lancar,
Masih ada luka menganga dan prasangka yang membakar.
Namun, dengan niat baik, kesabaran, dan keikhlasan,
Normalisasi akan terwujud, membawa kedamaian yang hakiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun