Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam: Saat Langit Memeras Hujan

6 April 2024   03:07 Diperbarui: 6 April 2024   03:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam: Saat Langit Memeras Hujan

Saat langit memeras hujan,
Pertiwi ku terima tangisnya.
Bumi ku nikmati kesepiannya.

Tetes-tetes air jatuh ke bumi,
Menyiram jiwa yang kering kerontang.
Menumbuhkan rasa damai di hati,
**Melepaskan beban yang selama ini terikat.

Hujan turun tanpa henti,
Mencuci segala dosa dan noda.
Membersihkan jiwa dan raga,
Mempersiapkan diri untuk hari yang baru.

Suara gemuruh guntur menggelegar,
Menandakan kekuatan alam semesta.
Keindahan yang menakjubkan,
Membuatku terdiam dalam kekaguman.

Malam ini, aku hanyalah setitik debu di alam semesta,
Saksi bisu dari keagungan Sang Pencipta.
Aku belajar untuk bersyukur atas segala nikmat,
Dan menerima segala cobaan dengan ikhlas.

Saat langit memeras hujan,
Aku menemukan kedamaian dan ketenangan.
Aku belajar untuk mencintai diri sendiri,
Dan menerima semua yang terjadi dalam hidup ini.

Terima kasih, hujan,
Telah datang dan membasahi bumi.
Telah memberikan aku pelajaran berharga,
Dan membuatku lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Renungan di Bawah Guyuran Hujan

Saat langit memeras hujan,
Pertiwi merespons dengan kerinduan.
Bumi menikmati setiap tetesnya,
Menghirup kesegaran dari langit yang berbelas kasihan.

Tetes-tetes air jatuh ke bumi,
Menyirami hati yang kering akan cinta.
Mengembalikan kedamaian yang hilang,
Melepaskan beban yang terikat di jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun