Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam: Saat Langit Memeras Hujan

6 April 2024   03:07 Diperbarui: 6 April 2024   03:26 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan turun tanpa henti,
Seolah membasuh segala kesedihan.
Menyegarkan jiwa yang lelah,
Mempersiapkan diri untuk perubahan yang mendatang.

Suara gemuruh guntur bergema,
Menunjukkan kekuatan Sang Pencipta.
Di dalam keindahan alam yang mengagumkan,
Kita terdiam dalam kekaguman akan kebesaran-Nya.

Malam ini, kita hanyalah setitik di alam semesta,
Saksi bisu dari keajaiban yang diciptakan-Nya.
Kita belajar untuk bersyukur atas nikmat-Nya,
Dan menerima cobaan dengan penuh keteguhan hati.

Saat langit memeras hujan,
Kita menemukan kedamaian dalam ketenangan.
Kita belajar mencintai diri dan alam semesta,
Serta menerima segala yang terjadi sebagai bagian dari takdir-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun