Puisi Cinta Bumi: Gerakan Menabung Air
Air, oh air, sumber kehidupan,
Menari di bumi, bagai berlian.
Menyiram sawah, menyegarkan jiwa,
Memberi kehidupan, di mana pun ia berada.
Namun kini, air kian menipis,
tercemar limbah, dan plastik yang tak terjamah.
Sungai mengering, danau menyusut,
Bumi menjerit, pilu dan terluka.
Saatnya bangkit, bersama bersatu,
Melestarikan air, demi masa depan yang baru.
Mari menabung air, dengan sepenuh hati,
Demi bumi tercinta, lestari dan abadi.
Matikan keran, saat tak digunakan,
Gunakan pancuran, alih-alih berendam.
Tampung air hujan, untuk menyiram tanaman,
Gunakan air bekas cucian, untuk membersihkan halaman.
Sebarkan pesan, ajak semua orang,
Bergabung dalam gerakan, menabung air.
Bersama kita jaga, sumber kehidupan,
Demi bumi yang lestari, dan masa depan yang gemilang.
Di alam yang merintih, langit menangis,
Bumi terbelah, dan hutan menangis.
Air mengalir dengan luka dalam,
Mengadu pada manusia yang sering lalai.
Matahari menatap dengan sedih,
Melihat anak-anaknya tak berdaya.
Gunung-ganang berseru dalam diam,
Memanggil manusia untuk beraksi.
Di sela-sela lembah, suara air berbisik,
Mengajak manusia mendengar jeritannya.
Tak lagi ada waktu untuk bermalas,
Bumi merintih, air menjadi darah.
Gerakan menabung air, tanda cinta pada bumi,
Mengalirkan kasih pada setiap tetesnya.
Hematlah, wahai manusia,
Sebelum air menjadi kenangan yang terkubur.
Bersatulah, bersama bumi kita bina,
Jadikan setiap langkah sebagai ibadah.
Menyelamatkan air, menyelamatkan masa depan,
Gerakan menabung air, cinta pada bumi kita.
Cinta bumi, dimulai dari air,
Menabung air, bukti nyata kepedulian.
Mari bersatu, demi bumi yang hijau,
Warisan berharga, untuk anak cucu.