Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Suara Demokrasi

23 Maret 2024   14:37 Diperbarui: 23 Maret 2024   14:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Simfoni Suara Demokrasi


Di atas panggung aspirasi,
Berkumpul rakyat dengan suara nan merdu.
Beragam ide dan gagasan bersatu,
Menyulam demokrasi dengan penuh rindu.

Debat dan argumentasi mewarnai ruang,
Bak orkestra yang memainkan nada berbeda.
Setiap suara didengar dengan penuh hormat,
Membangun konsensus dengan semangat cinta.

Demokrasi bukan tirani suara mayoritas,
Tetapi simfoni harmoni dari berbagai nada.
Menjunjung tinggi toleransi dan pluralitas,
Merajut persatuan dalam perbedaan yang indah.

Suara rakyat bagaikan tarian jemari,
Menari di atas kotak suara penuh makna.
Menentukan arah bangsa dengan penuh keyakinan,
Memilih pemimpin yang amanah dan bermartabat.

Demokrasi bukan tanpa cela dan noda,
Tantangan dan rintangan selalu mengintai.
Namun, dengan semangat rakyat yang tak padam,
Demokrasi akan terus berkibar dengan gagah berani.

Di lautan peradaban manusia,
Berlabuhlah sebuah kapal bernama Demokrasi.
Di atas gelombang perbedaan, ia berlayar,
Membawa cita-cita kesetaraan, kebebasan, dan keadilan.

Di dalam kapal ini, setiap suara dihargai,
Tiap pandangan diakui, tiap kepentingan diperhitungkan.
Ia bukanlah tirani yang menguasai,
Tapi wadah untuk dialog dan pemecahan masalah bersama.

Tetapi seperti kapal di lautan bergelombang,
Demokrasi pun diuji oleh badai dan tantangan.
Korupsi, intoleransi, dan manipulasi,
Mengancam integritasnya, mengganggu keseimbangannya.

Namun meskipun terombang-ambing,
Demokrasi tetap menjadi ideal yang dikejar.
Kita sebagai awak kapal, bertanggung jawab,
Untuk menjaga agar ia tetap berlayar dengan teguh.

Di tengah lautan yang luas, di antara ombak yang ganas,
Demokrasi adalah mercusuar yang membimbing.
Mari kita pelihara, kita jaga, kita perkuat,
Agar cahayanya terus bersinar, menyinari jalan ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun