Pengakuan Dosa: Ada Noda Hitam di Ungunya Prapaskah
Ungu Prapaskah mewarnai jubah hati,
Menandakan masa pertobatan dan penyesalan diri.
Namun, noda hitam dosa mencemari kesuciannya,
Membuat hatiku gelisah dan penuh keraguan.
Dosa-dosaku bagaikan duri yang menusuk jiwa,
Menimbulkan rasa sakit dan perih yang tak terkira.
Perbuatan salah yang telah kulakukan,
Menjauhkanku dari kasih-Mu, ya Tuhan yang Maha Kuasa.
Ada noda hitam di ungkapan Prapaskah,
Mengguratkan dosa, merayap dalam gelap.
Satu-satu jiwa yang sedih, tumpang tindih,
Dirumah hatiku, mendamba cahaya yang nyata.
Di dalam penitensi, kita mengakui dosa,
Menghadapkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Dalam kerendahan hati, kita berlutut,
Memohon pengampunan, meraih kembali harapan yang tulus.
Satu-satu jiwa yang sedih, dirumah hatiku,
Berkumpul dalam doa, mencari kekuatan baru.
Dengan kebersamaan, kita pulihkan luka,
Menyongsong cahaya kebenaran, melepaskan diri dari belenggu dosa.
Dengan rasa malu dan penyesalan yang mendalam,
Aku datang ke hadapan-Mu, ya Tuhan.
Memohon ampunan atas segala dosa yang telah kulakukan,
Mengharapkan pengampunan dan kasih-Mu yang berlimpah.
Air mata penyesalan mengalir di pipiku,
Menandakan kesungguhan hatiku untuk kembali ke jalan-Mu.
Aku berjanji untuk tidak mengulangi dosa yang sama,
Dan berusaha untuk selalu hidup dalam ketaatan kepada-Mu.
Ya Tuhan, terimalah pengakuan dosaku ini,
Bersihkan hatiku dari segala noda dan dosa.
Berikanlah aku kekuatan untuk menjalani hidup yang baru,
Hidup yang penuh dengan kasih dan kedamaian.
Meskipun noda hitam dosa telah mencemari ungunya Prapaskah,
Aku percaya kasih-Mu akan selalu bersinar terang.
Dengan pertobatan yang sungguh-sungguh,
Aku berharap dapat kembali ke jalan-Mu yang penuh berkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H