Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ego Sang Gajah: Singkirkan Brangus Kebohongan

16 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 16 Maret 2024   19:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ego Sang Gajah: Singkirkan Brangus Kebohongan

Di dalam hutan belantara yang rimbun,
Tinggallah seekor gajah yang perkasa.
Badannya besar dan kuat,
Namun jiwanya terikat oleh ego yang membara.

Sang gajah selalu ingin menjadi yang terdepan,
Menuntut pengakuan dan penghormatan dari semua.
Dia tak segan menindas yang lemah,
Demi memuaskan rasa hausnya akan kekuasaan.

Suatu hari, sang gajah bertemu dengan seekor burung gagak yang bijaksana.
Burung gagak itu melihat ego yang membara dalam diri sang gajah,
Dan dia pun berkata dengan suara yang lembut,

"Wahai gajah yang perkasa, mengapa engkau terikat oleh ego?
Ego itu bagaikan brangus yang membungkam suara hatimu.
Lepaskanlah brangus itu, dan dengarkanlah suara kebijaksanaan yang ada di dalam dirimu."

Sang gajah terdiam, merenungkan kata-kata burung gagak.
Dia mulai menyadari bahwa egonya telah membawanya ke jalan yang salah.
Dia telah menindas yang lemah dan melukai banyak orang.

Dengan tekad yang bulat, sang gajah memutuskan untuk melepaskan egonya.
Dia mulai mendengarkan suara hatinya, dan dia belajar untuk hidup dengan penuh kasih dan kebijaksanaan.

Sang gajah tidak lagi menindas yang lemah,
Dia menjadi pelindung bagi semua makhluk di hutan.
Dia menjadi pemimpin yang bijaksana dan adil,
Dan dia dihormati oleh semua.

Di dalam kabus egonya, sang gajah menggema,
Dikelilingi oleh brangus kebohongan yang menghimpitnya.
Dalam kegelapan, dia merintih dan meronta,
Namun mentalitas yang kuat dan suci menyerukan kebenaran.

Singkirkanlah brangus kebohongan yang menghalangi,
Mentahkan ego yang membelenggu jiwa.
Dengan kekuatan kebijaksanaan dan ketulusan,
Kita melangkah maju menuju cahaya yang menyinari.

Ego sang gajah, menggigil di bawah tekanan,
Namun mentalitas yang kuat dan suci tidak tergoyahkan.
Dengan kejujuran dan integritas sebagai senjatanya,
Dia menghadapi tantangan dengan keberanian dan keberanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun