Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarlah Lidahku Melekat pada Langit

12 Maret 2024   12:12 Diperbarui: 12 Maret 2024   12:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarlah Lidahku Melekat pada Langit

Biarlah lidahku melekat pada langit-Mu,
Menyanyikan puji-pujian yang tak pernah henti.
Langit-Mu, tempat bersemayam segala keagungan,
Memuliakan-Mu, tujuan dari setiap pengabdian.

Kata-kata fana tak cukup ungkapkan puja,
Namun hati tulus akan selalu memuja.
Setiap tarikan napas, setiap denyut jantung,
Menjadi wujud syukur atas karunia yang tak terhitung.

Di kala fajar menyingsing, mentari menerangi bumi,
Kusadari keagungan ciptaan-Mu yang tak terperi.
Di kala senja beranjak, bintang-bintang menghiasi malam,
Kurasakan keagungan kuasa-Mu yang tiada banding.

Jika ujian dan cobaan datang mendera,
Kekuatan dan keikhlasan kuharapkan dari-Mu.
Dalam limpahan rahmat dan berkah-Mu yang melimpah,
Syukur dan ketaatan selalu kupersembahkan.

Biarlah hidupku menjadi persembahan suci,
Untuk memuliakan nama-Mu yang maha tinggi.
Sampai akhir hayat nanti, kuharapkan ridho-Mu,
Agar kelak di surga-Mu, aku beroleh tempat yang pasti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun