Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fana adalah Waktu: Kita Abadi Meski Raga Terurai

11 Maret 2024   06:06 Diperbarui: 11 Maret 2024   06:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fana Adalah Waktu: Kita Abadi Meski Raga Terurai

Waktu terus berputar tanpa henti,
Meniup detik demi detik kehidupan.
Raga kita fana, takkan abadi,
Namun jiwa dan kenangan takkan terlupakan.

Setiap detik yang berlalu,
Adalah kesempatan untuk berkarya.
Menebarkan kebaikan dan cinta,
Meninggalkan jejak yang berarti.

Raga kita terurai di bumi pertiwi,
Menjadi debu dan kembali ke alam.
Namun, jiwa kita takkan pernah mati,
Tetap hidup dalam kenangan dan cinta.

Kita abadi dalam karya dan ide,
Dalam tawa dan air mata yang tercipta.
Kita abadi dalam hati dan pikiran mereka yang mengenal kita,
Meski raga kita telah tiada.

Marilah kita hidup dengan penuh makna,
Menjalani setiap detik dengan penuh cinta.
Meninggalkan jejak yang indah di dunia,
Agar kita abadi meski raga terurai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun