Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mentalitas Penjilat: di Mana Hati Nurani Bersemayam?

11 Maret 2024   01:01 Diperbarui: 11 Maret 2024   01:36 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Senyum palsu terukir di bibir,
Kata-kata manis bagai madu.
Menjilat atasan demi keuntungan pribadi,
Hati nurani terkubur dalam lumpur kerakusan.

Kehormatan dikorbankan demi ambisi,
Prinsip dan nilai tergadaikan demi jabatan.
Mentalitas penjilat merajalela,
Menciptakan budaya yang busuk dan penuh kepura-puraan.

Di mana hati nurani bersemayam?
Tersembunyi di balik topeng kepura-puraan.
Suara kecilnya terbungkam oleh ambisi dan ketamakan,
Menyisakan rasa malu dan penyesalan.

Di balik senyum manis dan kata-kata lembut,
Mentalitas penjilat menyelinap tanpa terduga.
Dalam sorot mata yang licik, tersembunyi
Hati nurani yang terhimpit dalam kepalsuan.

Mereka berdansa di atas kehampaan moral,
Menari-nari dengan kepura-puraan yang menyilaukan.
Namun di dalam diri yang dipenuhi kedustaan,
Hati nurani bersemayam, memohon untuk dibebaskan.

Dalam kerumunan dengki dan kedengkian,
Mentalitas penjilat merajalela tanpa ampun.
Namun di antara sorak-sorai kepalsuan,
Hati nurani masih berdetak, menolak untuk terkikis.

Mereka mencari pengakuan dan pujian,
Dengan mengorbankan integritas dan kejujuran.
Namun di balik segala kedengkian yang tersimpan,
Hati nurani menuntut keadilan dan kebenaran.

Jangan biarkan mentalitas penjilat merajalela,
Ketika hati nurani bersemayam di dalam diri.
Biarlah kejujuran dan integritas menjadi penuntun,
Dalam menjalani hidup dengan mulia dan berharga.
Bangunlah dari tidurmu, hai manusia!
Lepaskan topengmu, buanglah mentalitas penjilatmu.
Gunakan hati nuranimu sebagai kompas moral,
Berdirilah teguh dengan prinsip dan nilai yang kau pegang.

Marilah kita ciptakan dunia yang lebih baik,
Di mana kejujuran dan integritas dihargai.
Mentalitas penjilat harus dibuang jauh-jauh,
Hanya dengan hati nurani yang bersih, kita dapat mencapai kemajuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun