Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlalu Sayang: Bercinta Lewat Kata

10 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 10 Maret 2024   19:28 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlalu Sayang: Bercinta Lewat Kata-Kata

Dirimu jauh, namun terasa dekat,
Jarak terjembatani rindu yang membara.
Layar sentuh menjadi media mesra,
Kata-kata menggelitik gairah sukma.

Kalimat menggoda terurai jalinan aksara,
Membayangkan belaian jemari yang lembut.
Suara di pesan suara membisikkan kata cinta,
Menyalakan api yang terpendam di relung.

Kita berkelana di dunia fantasi yang liar,
Melukiskan hasrat dengan untaian kata nan permai.
Meskipun tak bersentuhan, jiwa kita beradu mesra,
Klimaks tercipta dalam pusaran rindu yang menggelora.

Namun, terkadang hati terasa hampa,
Sentuhan virtual takkan pernah sama.
Ada rindu yang tak terobati kata-kata,
Ada hasrat yang ingin diwujudkan nyata.
Terlalu sayang, cinta kita terhimpit,
Terbelenggu dalam kata-kata yang terucap.
Di antara suara-suara yang berdansa,
Bercinta lewat bahasa verbal, terlalu rapuh.

Lahirnya kalimat menjadi getir penjara,
Yang memisahkan kita dari sentuhan hangat.
Lisan yang merindu, tetapi terikat,
Oleh huruf-huruf yang terusir oleh angin.

Namun meski terlalu sayang, kita bertahan,
Menjalin cinta di antara jarak dan kata.
Dalam setiap doa yang terucap,
Terpancarlah kehangatan dan harapan.

Bercinta lewat bahasa verbal, memang rapuh,
Namun kekuatan cinta kita tak terbatas.
Di dalam detak hati yang seirama,
Kita tetap bersatu, meski dalam kata-kata.
Meskipun bercinta lewat kata teramat indah,
Tetap tak bisa menggantikan belaian tangan yang nyata.
Semoga saat penantian usai dan jarak terhapuskan,
Cinta virtual kan menjelma nyata, berpadu dalam pelukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun