Puisi Rindu: Aku, Kau, dan Alam
Aku rindu padamu, alam semesta,
Rumahku yang tercinta, penuh pesona.
Samudera luas membentang di cakrawala,
Laut biru berkilau bagai permata.
Hutan hijau melambai di kejauhan,
Gunung menjulang tinggi menembus awan.
Lembah subur terbentang di kaki gunung,
Jalan berliku menantang untuk dilalui.
Di dalam rindu yang mengalun, kita berdua bersatu,
Aku dan kau, dalam dekapan alam yang menggoda.
Cinta menyatukan jiwa-jiwa yang terpisah,
Mengarungi roda waktu di dunia ibu pertiwi yang kita cintai.
Dalam pelukan Samudera, kita merasakan kehangatan,
Laut yang tenang menghadirkan kedamaian dalam relung hati.
Hutan yang rimbun, gunung yang megah,
Lembah yang indah, mengajak kita merenung dalam keheningan.
Namun di tengah keindahan alam yang memukau,
Juga terdapat tantangan yang berliku di era digitalisasi ini.
Jalan yang berliku penuh dengan rintangan dan ujian,
Menuntut keberanian dan keteguhan hati dalam setiap langkah.
Namun biarkanlah rindu ini menjadi pengingat,
Akan kebesaran alam dan cinta yang tak terbatas.
Kita bersama, menjelajahi keindahan ibu pertiwi,
Menyatu dengan alam dalam cinta yang abadi dan menyentuh hati.
Di era digitalisasi ini,
Aku rindu kesederhanaan alam.
Rindu suara gemericik air sungai,
Rindu kicauan burung di pagi hari.
Rindu aroma tanah yang basah,
Rindu angin sepoi-sepoi yang menyejukkan.
Rindu kehangatan sinar matahari,
Rindu kedamaian di bawah sinar rembulan.
Aku rindu menyatu dengan alam,
Merasakan cinta dan kasihnya yang tak terkira.
Bersama-sama kita arungi roda waktu dunia,
Menjaga dan merawat Ibu Pertiwi yang tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H