Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Diary

(Catatan Pribadi Guru untuk Melestarikannya) Menggali Makna Nyadran: Kearifan Lokal yang Hampir Punah

7 Maret 2024   22:22 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menggali Makna Nyadran: Kearifan Lokal yang Hampir Punah

Catatan Pribadi Guru untuk Melestarikannya

Nyadran, sebuah tradisi leluhur yang sarat makna dan nilai, kini terancam punah ditelan arus modernitas. Di balik ritual membersihkan makam dan menabur bunga, terkandung filosofi mendalam tentang penghormatan leluhur, pelestarian budaya, dan rasa syukur atas kehidupan.

Sejarah dan Makna Nyadran:

Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta "sraddha" yang berarti "keyakinan". Tradisi ini telah dipraktikkan masyarakat Jawa sejak berabad-abad lalu, berakar pada kepercayaan animisme dan dinamisme. Nyadran biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan mendoakan keselamatan mereka.

Rangkaian Acara Nyadran:

Tradisi nyadran umumnya diawali dengan membersihkan area makam leluhur. Kemudian, masyarakat menabur bunga dan memanjatkan doa bersama. Di beberapa daerah, tradisi nyadran diiringi dengan kenduri atau selamatan, di mana masyarakat berkumpul untuk makan bersama dan berbagi cerita tentang leluhur.

Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Nyadran:

Nyadran mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang penting, di antaranya:

  • Penghormatan leluhur: Nyadran merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur atas jasa-jasa mereka dalam membangun keluarga dan masyarakat.
  • Pelestarian budaya: Tradisi nyadran membantu melestarikan budaya lokal dan memperkuat identitas masyarakat.
  • Rasa syukur: Nyadran menjadi momen untuk merenungkan kehidupan dan mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan.
  • Kebersamaan: Tradisi nyadran memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong antar anggota masyarakat.

Sebagai seorang guru, saya telah menyaksikan perubahan pesat dalam budaya dan nilai-nilai tradisional di era digital ini. Salah satu aspek yang mulai menghilang adalah praktik nyadran, sebuah tradisi lokal yang kaya akan makna dan nilai-nilai kebersamaan.

Menyadari pentingnya melestarikan kearifan lokal ini, saya merasa perlu untuk merefleksikan diri, mengevaluasi, dan mengambil tindakan untuk memastikan agar nyadran tidak menjadi punah di tengah arus digitalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun