Di ranting pohon yang tinggi,
Burung kecil berkicau riang.
Menyambut pagi yang cerah,
Dengan melodi indah nan syahdu.
Namun, tiba-tiba terdiam,
Saat melihat manusia mendekat.
Ketakutan menyelimuti jiwa,
Suara kicau pun tak terdengar lagi.
Burung kecil, mengapa kau diam?
Apakah kau takut pada manusia?
Kami takkan menyakitimu,
Hanya ingin menikmati keindahanmu.
Di kala senja melabuhkan sayapnya,
Burung-burung pun ikut berhenti bangkit.
Mereka hentikan nyanyian di pepohonan,
Seolah mendengarkan lagu malam yang gemuruh.
Diam terasa dalam keramaian alam,
Seperti perenungan yang tenggelam dalam kesunyian.
Namun dalam hening, ada keindahan tersirat,
Seperti lukisan yang tak bisa diungkapkan kata-kata.
Burung-burung punya waktu untuk berhenti,
Untuk merenung dan menghargai keindahan yang ada.
Mereka hentikan terbang dan bersarang di dahan,
Seolah ingin merangkul kedamaian yang tercipta.
Kita pun belajar dari burung-burung itu,
Bahwa terkadang, berhenti adalah sebuah anugerah.
Kita hentikan langkah dan hirup udara,
Merasakan kehadiran dan keindahan yang ada di sekitar kita.
Jadi di kala senja menjelang,
Biarkan kita pun ikut berhenti bangkit.
Merayakan momen-momen keheningan,
Dan menghargai keindahan yang terselip di antara kegelapan.
Bernyanyilah kembali, burung kecil,
Hiburlah kami dengan suaramu.
Biarlah dunia mendengar,
Keindahan melodi yang kau ciptakan.
Manusia dan burung, dapat hidup berdampingan,
Saling menghormati dan menjaga.
Mari kita jaga alam ini,
Agar burung-burung dapat hidup dengan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H