Purnama Merindu: Puisi tentang Cinta yang Tak Terlupakan
Di malam purnama yang bersinar terang,
Bayanganmu hadir di pelupuk mata yang kelam.
Rindu ini menyapa hati yang merindukan,
Cinta terakhir yang masih di hatiku, melebur jadi satu.
Bulan purnama yang bulat sempurna,
Menyinari kenangan indah bersama.
Tawa dan canda yang tak terlupakan,
Menjadi melodi cinta yang tak tergantikan.
Walaupun kini kita telah berpisah,
Cintamu masih terasa di dalam jiwa.
Setiap detik waktu yang terlewat,
Hanyalah bayanganmu yang selalu kuingat.
Akankah kita bertemu kembali di bawah purnama yang sama?
Ataukah cinta ini akan terus terpendam dalam jiwa?
Satu hal yang pasti, cinta terakhir ini akan selalu kusimpan,
Di dalam hati yang terdalam, takkan pernah terlupakan.
Di bawah cahaya purnama yang menggoda,
Cinta terakhir masih merindu dalam hatimu.
Seperti bayangan yang tak pernah pudar,
Dia melebur jadi satu dengan ingatanmu.
Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersinar,
Menyaksikan kerinduan yang tak terlupakan.
Cinta yang terakhir masih bersemayam dalam relung hatimu,
Menyala bagai obor yang tak pernah padam.
Waktu mungkin terus berlalu, namun cintamu tak surut,
Merindu di bawah purnama yang bersinar terang.
Setiap detik, setiap hembusan angin membawa namanya,
Mengingatkannya sebagai bagian dari masa lalu yang tak terlupakan.
Purnama merindu akan cinta yang telah berlalu,
Menghadirkan kenangan manis yang tak terlupakan.
Meskipun cinta terakhir, namun tetap ada di hatimu,
Melebur jadi satu dengan jiwa yang tak terpisahkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI